Senin, 27 Januari 2014

Bid’ah Menurut Imam Syafi’i

Bid’ah Menurut Imam Syafi’i

24SEP
Pada bahasan pembagian bid’ah, beberapa ulama membagi bid’ah menjadi dua yaitu: bid’ah yang baik (bid’ah hasanah) dan bid’ah yang tercela (bid’ah madzmumah). Mereka menyandarkan pembagian tersebut kepada al-Imam asy-Syafi’iy rahimahullah, yang kemudian dengan semangat pembagian ini diikuti secara ghuluw oleh para pengikut hawa nafsu. Melalui dasar pembagian bid’ah ini, maka hampir dikata tidak ada istilah bid’ah (dhalalah) dalam terminologi syari’at menurut mereka, karena setiap orang berhak untuk menentukan kadar baik dalam bid’ah yang mereka lakukan.
Oleh karena itu, pada artikel kali ini saya mencoba menuliskan secara singkat tentang bid’ah hasanah menurut sisi pandang al-Imam asy-Syafi’iy rahimahullah. Namun sebelumnya, perlu kiranya saya tuliskan sedikit dalil dan riwayat atau atsar yang menyinggung tentang tercelanya bid’ah dan bahayanya.
Allah ta’ala berfirman :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” [QS. Al-Maaidah : 3].

Jumat, 04 Oktober 2013

KONSEKUENSI MENJADI ORANG YANG BERIMAN


KONSEKUENSI MENJADI ORANG YANG BERIMAN
Allah berfirman :
64:11
      
Artinya : “tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”(Q.S. At-Taghabuun : 11).

Konsekuensi Orang Beriman


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Segala puji hanya milik Allah Rabbul ‘Alamiin, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan para shahabatnya.
‘Amma ba’du :
Ikhwani fillah… materi kali ini adalah berkenaan dengan konsekuensi-konsekuensi terhadap orang yang sudah murtad atau keluar dari Islam (baik karena melakukan syirik akbar, kufur akbar ataupun berikrar untuk pindah agama, ed.) berdasarkan dalil-dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah.
Banyak sekali konsekuensi-konsekuensi yang diberlakukan terhadap orang yang sudah murtad atau sudah kafir atau sudah keluar dari Islam. Ada konsekuensi-konsekuensi yang sifatnya duniawi dan ada konsekuensi-konsekuensi yang bersifat ukhrawi (akhirat).
I. Konsekuensi-konsekuensi yang diberlakukan di dunia ini, di antaranya:
1. Gugur hak perwalian atau penguasaannya terhadap kaum muslimin
a. Orang murtad tidak memilki wilayah (saitharah),
Tidak boleh diberikan kesempatan untuk menguasai orang muslim, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَلَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلا

“Dan Allah tidak akan menjadikan bagi orang kafir jalan untuk menguasai kaum muslimin”. (QS. An Nisaa’ [4]: 141)

Definisi Tauhid dan Ilmu Tauhid

Definisi Tauhid dan Ilmu Tauhid

Pengertian Tauhid

Tauhid dalam bahasa artinya menjadikan sesuatu esa. Yang dimaksud disini adalah mempercayai bahwa Allah itu esa. Sedangkan secara istilah ilmu Tauhid ialah ilmu yang membahas segala kepercayaan-kepercayaan yang diambil dari dalil dalil keyakinan dan hukum-hukum di dalam Islam termasuk hukum mempercayakan Allah itu esa.
Seandainya ada orang tidak mempercayai keesaan Allah atau mengingkari perkara-perkara yang menjadi dasar ilmu tauhid, maka orang itu dikatagorikan bukan muslim dan digelari kafir. Begitu pula halnya, seandainya seorang muslim menukar kepercayaannya dari mempercayai keesaan Allah, maka kedudukannya juga sama adalah kafir.
Perkara dasar yang wajib dipercayai dalam ilmu tauhid ialah perkara yang dalilnya atau buktinya cukup terang dan kuat yang terdapat di dalam Al Quran atau Hadis yang shahih. Perkara ini tidak boleh dita’wil atau ditukar maknanya yang asli dengan makna yang lain.
Adapun perkara yang dibicarakan dalam ilmu tauhid adalah dzat Allah dilihat dari segi apa yang wajib (harus) bagi Allah dan Rasul Nya, apa yang mustahil dan apa yang jaiz (boleh atau tidak boleh)
Jelasnya, ilmu Tauhid terbagi dalam tiga bagian:

Makna Lailahaillallah

Makna Lailahaillallah

Maksud Makna Lailahaillah ialah tiada tuhan yang layak disembah hanya Allah. Lailahaillallah adalah konsekwensi dari mentauhidkan Allah, banyak orang yang merasa setelah mengucapkan kalimat Lailahaillallah bisa masuk surga, jawabanya ya tidak !!! tidak mungkin antara satu dalil dengan dalil lain itu ta’arud, atau bertentangan.
lailahailallah-al-malikul-haqqul-mubin
lailahailallah
Perlu ada kajian lebih lannjut mengenai kalimat Lailahaillallah tersebut. Banyak fakta di antara kita dalam mengucapkan kalimat syahadat tetapi amalan mereka tidak sesuai dengan syariat islam, bahkan yang mengaku islam ternyata amalanya sangat syirik melebihi kesyirikanya Abu jahal. Bagaimana tidak,  mereka mengucapkan kalimat Lailahaillallah tetapi mendatangi kuburan untuk minta washilah, percaya bahwa ada seeorang yang bisa mendatangkan manfaat dan kemudharatan, percaya bahwa Allah menyatu dengan mereka atau wahdatul wujud, pecaya pada suatu benda yang bisa mendatangkan bahaya dan menolak bahaya, menyembelih untuk selain Allah, nadhar untuk selain Allah, minta perlindungan pada selain Allah, minta hujan kepad selain Allah, mencari pertolongan pada selain Allah, melebih-lebihkan orang lain akhirnya mereka menyembahnya dan masih  banyak lagi model-model syirik lainya.

Macam & Jenis Penyakit Hati

Macam & Jenis Penyakit Hati / Sifat Buruk - Iri Hati, Dengki, Hasut, Fitnah, Buruk Sangka, dan Khianat - Definisi & Pengertian


Macam-macam arti penyakit hati dan sifat buruk manusia :
1. Iri Hati
Iri hati adalah suatu sifat yang tidak senang akan rizki / rejeki dan nikmat yang didapat oleh orang lain dan cenderung berusaha untuk menyainginya. Iri hati yang diperbolehkan dalam ajaran islam adalah iri dalam hal berbuat kebajikan, seperti iri untuk menjadi pintar agar dapat menyebarkan ilmunya di kemudian hari. Atau iri untuk membelanjakan harta di jalan kebenaran.
2. Dengki
Dengki adalah sikap tidak senang melihat orang lain bahagia dan berusaha untuk menghilangkan nikmat tersebut. Sifat ini sangat berbahaya karena tidak ada orang yang suka dengan orang yang memiliki sifat seperti ini.
3. Hasut / Hasud / Provokasi
Hasud adalah suatu sifat yang ingin selalu berusaha mempengaruhi orang lain agar amarah / marah orang tersebut meluap dengan tujuan agar dapat memecah belah persatuan dan tali persaudaraan agar timbul permusuhan dan kebencian antar sesama.
4. Fitnah
Fitnah lebih kejam dari pembunuhan adalah suatu kegiatan menjelek-jelekkan, menodai, merusak, menipu, membohongi seseorang agar menimbulkan permusuhan sehingga dapat berkembang menjadi tindak kriminal pada orang lain tanpa bukti yang kuat.

Hati atau Qolbu adalah pintu Hidayah Allah bagi Insan yang BerTAQWA

Hati atau Qolbu adalah pintu Hidayah Allah bagi Insan yang BerTAQWA

Banyak ahli muslim terutama yang memperhatikan masalah akhlak kepada Allah, mengemukakan bahwa hati manusia merupakan kunci pokok pembahasan menuju pengetahuan tentang Tuhan. Hati, sebagai pintu dan sarana Tuhan memperkenalkan kesempurnaan diri-Nya. "Tidak dapat memuat dzat-Ku bumi dan langit-Ku, kecuali "Hati " hamba-Ku yang mukmin lunak dan tenang ( HR Abu Dawud ). Hanya melalui "hati manusialah" keseimbangan sejati antara Tuhan dan kosmos bisa dicapai.

Al qur'an menggunakan istilah qalb (hati) 132 kali, makna dasar kata itu ialah membalik, kembali, pergi maju mundur, berubah, naik turun. Diambil dari latar belakangnya hati mempunyai sifat yang selalu berubah, sebab hati adalah lokus dari kebaikan dan kejahatan , kebenaran dan kesalahan.

Hati adalah tempat dimana Tuhan mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada manusia. Kehadiran-Nya terasa didalam hati, dan wahyu maupun ilham diturun-kan kedalam hati para Nabi maupun wali-Nya.

"Ketahuilah bahwa Tuhan membuat batasan antara manusia dan hatinya, dan bahwa kepada-Nya lah kamu sekalian akan dikumpulkan" ( QS 8: 24)